Senin, 13 Oktober 2014

Yap! I Love Myself...

Setiap orang punya ide yang berbeda mengenai kekayaan dan buat saya, kesehatan adalah kekayaan yang utama. The thing is, karena kesibukan, saya sering lupa menjaga kesehatan dan juga lupa akan resiko finansial yang bisa terjadi yaitu hasil kerja saat ini habis untuk mendapatkan kesehatan saya kembali.


Sebagai bagian dari pengelolaan resiko, beberapa tahun lalu saya membeli asuransi kesehatan pribadi. Dan ini yang saya pelajari:


1.
Kenali kebutuhan. Apapun kata orang, hanya kita yang tahu kebutuhan yang ada. Caranya? Tentukan prioritas kita. Bagaimanapun, prioritas orang single pasti beda dong sama yang sudah menikah dan punya anak.

2.
Kenali produk asuransi yang ada. Jangan sampai niatnya beli asuransi buat proteksi saat ini - seperti riders asuransi kesehatan - tapi manfaat justru baru akan keluar ketika kita sudah meninggal (asuransi jiwa).

3. Be honest! Some say, ini bisa bikin proses approval aplikasi kita jadi ribet atau bahkan nggak disetujui. Tapi kalau dipikir-pikir, lebih baik ribet di awal dengan  medical check-up, dll daripada ribet atau ditolak saat mengajukan klaim karena dianggap menyembunyikan fakta. It happens, loh!

4.
Know your Agent, ya. Pastikan Agen asuransi kita masih akan ada 10-20 tahun dari sekarang karena polis asuransi adalah kontrak jangka panjang. Keberadaan Agen bisa mempermudah proses ketika kita mau tambah polis, ada klaim dan issue lainnya yang berhubungan dengan polis. 


5.
Buat daftar polis asuransi yang ada dan share dengan anggota keluarga. Klaim asuransi ada batas waktunya dan kalau cuman kita yang tahu, bisa-bisa keluarga terlambat klaim. Sayang  kan? Also, simpan polis di tempat yang gampang di akses anggota keluarga ya.

Yuk, tunggu apa lagi? Mengelola resiko pribadi adalah salah satu cara untuk mencapai kebebasan finansial, loh!..  



Happy Planning!.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar