Dalam rangka merayakan Hari Kartini 2015, saya diundang oleh
BP Indonesia untuk menjadi narasumber di acara Lunch & Learn. Dengan
mengangkat tema ‘The Next Stream of Income’, saya berhasil memenuhi capacity
ruangan sebanyak 100orang. Obviously, semua orang perlu extra income, ya.. :)
Regardless alasan kita membutuhkan extra income, ini sebenarnya
merupakan bagian dari risk management keuangan keluarga. Ini cara kita untuk melindungi diri sendiri maupun keluarga dari potensi hilangnya sumber pendapatan utama
yang disebabkan oleh hal-hal seperti perubahan iklim usaha maupun ekonomi secara umum.
Apa sih sebenarnya definisi income atau pendapatan?
Berdasarkan business directory, income adalah sejumlah kompensasi yang diterima oleh individu baik dalam bentuk gaji, bonus, investasi maupun keuntungan dari bisnis. Gaji dan bonus pastinya didapatkan dari tempat kita bekerja, how about the rest?
Option 1: Berinvestasi
merupakan cara untuk mendapatkan extra income secara pasif. Dikatakan pasif
karena kita bisa mendapatkan income tanpa melakukan banyak hal. Tapi, untuk mulai berinvestasi kita akan
membutuhkan pendanaan di muka sebagai modal. Dana inilah yang akan berkembang dan menjadi income passive kita.
Kalau dana awal kita terbatas,
produk finansial seperti reksadana atau saham merupakan pilihan yang baik karena kita bisa mulai dari Rp 100ribu saja. Kalau
dana kita awal cukup flexible, tidak ada salahnya mencoba berinvestasi di industri
riil seperti rental property atau berinvestasi di usaha kecil kenalan kita.
Mengingat melakukan investasi pasti ada resikonya, kita mesti belajar bagaimana cara mengelola resiko yang ada.
- Hindari investasi dengan
debt. Why? Pertimbangkan kemungkinan investasi
yang kita lakukan gagal di mana ada resiko kita harus menjual aset pribadi untuk
melunasi debt yang ada.
- Jangan berinvestasi
selama kita masih punya debt. Sebagai perbandingan, bunga debt adalah tetap ( fixed) di
kisaran 12% – 33% per tahun sedangkan return investasi adalah
bergerak (floating) tergantung dari kondisi pasar. Sebagai referensi, return reksadana campuran
di tahun 2014 memang ada yang mencapai kisaran 30% tetapi tidak ada jaminan akan terus seperti itu.
- Pastikan portofolio investasi
kita sesuai dengan jangka waktu tujuan dan toleransi risiko kita. Misalkan ingin mengumpulkan modal usaha untuk dipakai 2 tahun dari
sekarang, sebaiknya dana yang dikumpulkan ditaruh di deposito. Mengapa? Untuk jangka waktu pendek, sebaiknya kita menaruh dana di produk yang memberikan return tetap (fixed) untuk menghindari resiko berkurangnya nilai tunai karena kondisi pasar saat kita membutuhkan uang tersebut.
- Melakukan diversifikasi.
Ini adalah cara efektif untuk meminimalkan resiko investasi. Jika saat ini kita berinvestasi 100% di industri real estate, perlu dipertimbangkan untuk membaginya dengan berinvestasi di industri yang berbeda. Hal ini dilakukan agar ketika industri properti lagi down, nilai total assets kita masih terjaga karena industri lain sedang sumringah.
Option 2: Entrepreneurship, di mana konsep dari entrepreneurship atau wirausaha adalah mengejar peluang dengan
sumber daya yang ada. Untuk yang saat ini masih bekerja tapi ingin memiliki usaha
sendiri, ada baiknya mencoba jadi weekend entrepreneur dulu.
Income yang didapat dari kegiatan ini masuk ke dalam
kategori income active karena kita harus secara aktif melakukan sesuatu untuk bisa menghasilkan uang. Beberapa basic things yang perlu kita ketahui sebelum memulainya:
- Review
kondisi keuangan untuk menentukan lebih baik kita mulai dengan usaha yang
membutuhkan modal besar atau minimal. Contoh usaha dengan modal minimum adalah blogger. Buat yang suka makan mungkin bisa coba menjadi food blogger dan ketika kita punya
cukup banyak follower, hal ini bisa menarik perusahaan untuk memasang
advertisement di blog kita.
- Be
familiar. Seperti halnya investasi, berbisnis pun ada resikonya. Untuk meminimalkan resiko yang ada, kita perlu familiar dengan bisnis tersebut. Misalkan kita memilih untuk
beternak sapi, pahami bahwa sapi bisa sakit atau mati karena sakit. Nah, coba deh dipelajari apa yang perlu kita lakukan untuk meminimalkan resiko tersebut.
- Take baby
steps. Saya pribadi lebih merasa nyaman untuk melakukan trial and error
dulu sebelum berkomitmen terhadap satu kegiatan bisnis. Satu hal yang pasti, jangan ragu untuk selalu mencoba. Kalau hasilnya tidak seperti yang kita inginkan, ya coba lagi. Also, nggak ada salahnya bergabung sebagai anggota di komunitas UKM sebagai tempat bertanya
kepada yang sudah lebih berpengalaman.
- Have 2
wallets. Sejak awal biasakan untuk memisahkan uang pribadi dengan uang
usaha. Hal ini akan memudahkan kita dalam mengontrol pengeluaran dan juga kebutuhan permodalan ketika kita
berencana untuk mengembangkan usaha. Perlu diingat bahwa investor atau Bank biasanya menjadikan laporan keuangan sebagai salah satu acuan pemberian funding / loan.
In summary, apapun pilihan kita untuk menciptakan extra
income, pastikan kita sudah ada dana darurat in place, ya..