Minggu, 23 November 2014

Artikel di Fabs Mom - 7 Pos Pengeluaran dalam Keuangan Keluarga

Check out artikel di Fabs Mom yang ditulis oleh Sonya Tampubolon with me as narasumbernya.
https://fabmoms.co.id/article/410/17/11/2014/7-Pos-Pengeluaran-dalam-Keuangan-Keluarga

Kalau kesulitan mengaksesnya, ini pointer-pointer yang saya kirimkan ke Sonya..
  1. Pos Biaya Hidup Ini adalah pos untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari seperti makan, biaya rumah (sewa, listrik dan air), ongkos transportasi untuk bekerja dan sekolah serta uang jajan anak. Dengan budget sekitar 40% dari total pendapatan kita, pos ini  termasuk kategori flexible spending yang berarti besaran kebutuhan bisa kita atur. Sebagai contoh, jika ingin mengurangi alokasi ke pos ini, kita bisa memilih untuk memotong biaya komunikasi hingga 50%.
  2. Pos Kewajiban Finansial
    Sebagai sebuah keluarga yang relatif muda, banyak dari kita yang saat ini masih terikat dengan cicilan rumah atau kendaraan. Hal ini bersama dengan hutang kartu kredit termasuk dalam pos kewajiban finansial yang pengeluarannya perlu diprioritaskan dan tidak boleh diutak-utik.
    Agar tidak mengganggu cashflow rumah tangga, alokasi dana untuk pos ini adalah maksimal 30% dari penghasilan kita. O ya, kalau saat ini ada asset kita yang sedang digadaikan di Pegadaian, saat berencana membeli kembali posnya masuk sini ya. 
  3. Pos Tabungan (Dana Darurat)
    Untuk yang belum punya tabungan dana darurat, pos ini harus diadakan dengan mengalokasikan sekitar 10% dari gaji kita. Dengan besaran mimimum 3-6 bulan biaya hidup, fungsi utama pos ini adalah untuk digunakan saat kondisi darurat seperti kehilangan pekerjaan. Tapi, ketika ada kebutuhan mendadak seperti adanya kebutuhan maintenance rumah, boleh juga kok dipakai. Yang terpenting, kita harus selalu ‘mengisi’ ulang pos ini dan mengganti dana yang terpakai.
  4. Pos Masa Depan
    Ini adalah salah satu pos terpenting karena menyangkut masa depan keluarga kita. Di dalam pos ini ada kebutuhan investasi untuk pendidikan anak dan persiapan dana pensiun serta pembelian asuransi sebagai alat proteksi dari resiko finansial. Di awal, alokasikan setidaknya 15% dari total pendapatan tapi ketika income kita naik, jumlah alokasinya harus ditambah juga ya.
  5. Pos Sosial
    Merupakan salah satu pos yang sering terlupakan tetapi jika tidak disisihkan, bisa mengganggu pengeluaran rutin rumah tangga loh! Tiap bulan jumlah pengeluarannya memang tidak menentu tetapi bayangkan ketika pada satu weekend kita harus menghadiri ulang tahun teman sekolah anak, membayar uang arisan dan membantu anggota keluarga yang sedang mengalami kesulitan. Lumayan, kan! That’s why ada baiknya kita menyisihkan 5-10% setiap bulannya untuk kebutuhan ini.
  6. Pos Lifestyle
    Ini adalah pos di mana uang dialokasikan untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti nonton bersama keluarga, pergi ke salon atau libur keluarga. Sebagai salah satu pos yang sifatnya wants dan bukan needs, pengeluarannya dibatasi di 15% aja, ya. Selain itu kalau ada kebutuhan prioritas, pos ini adalah salah satu yang bisa kita perkecil alokasi dananya.
  7. Pos Pengeluaran Rutin Tahunan
    Yang termasuk dalam pos ini adalah pajak tahunan seperti pajak bumi dan bangunan dan perpanjangan STNK kendaraan. Selain itu ada Qurban bagi umat Muslim. Jika kemampuan kita untuk menyisihkan dana dari gaji bulanan terbatas, sumber pendanaan bisa diambil dari bonus tahunan.

Happy Planning!... :)

Who's Your Hero?..

It's only natural Ayah-Bunda menjadi orang pertama yang mengajari kita banyak hal. In my case, mereka juga yang membentuk cara saya melihat uang hingga saat ini. Oleh sebab itu, my parents are my hero..


1. Spending - Sejak kecil my mom selalu bilang ketika ingin sesuatu dan ada uangnya, beli aja. Is she teaching me to be a spender? Ya, tapi a good one karena konsep yang sebenarnya beliau ajarkan adalah jangan berhutang. Kalau tidak punya uang ya ditunda dulu dan menabung hingga mencukupi..

2. Savings - Satu kebiasaan baik saya yang masih ada sejak kecil adalah menabung di celengan. A habit yang saya coba turunkan to the little ones. Bagaimanapun peribahasa "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit" memang benar adanya. Dari celengan saja setiap tahunnya saya bisa menukar koin 500-1000 perak hingga Rp 1juta. Ini minimal, loh!
Of course sekarang komposisi savings saya menjadi lebih sophisticated karena ditambah dengan Reksadana.


3. Giving - One thing I admired from my parents adalah kebiasaan mereka berbagi. This habits secara tidak langsung membuat saya mempunyai perspective yang sehat tentang uang. Selain itu, ini adalah salah satu cara untuk eliminate selfishness.

4. Money Management - Ingat pertama kali dapat allowance dari Ayah-Bunda? So happy, ya karena punya uang sendiri. Saya ingat allowance dikasih setiap hari Senin untuk satu minggu. Ini adalah awal saya belajar mengenai money management: punya goal dan belajar displin secara finansial. Cukup nggak cukup harus cukup!
 
So, Anda ingin menjadi Hero bagi siapa?..
 
 
Happy Planning!... :)